1. Gagal adalah sukses yang tertunda.
Gagal bukan berarti dunia sudah kiamat. Banyak pemula keburu lempar handuk padahal bisa jadi sukses itu berada tinggal beberapa langkah lagi. Kita nggak tahu sampai di titik mana kita akan berbalik jadi sukses. Kegagalan hanya terjadi bila Anda menyerah dan tidak mau coba lagi.
2. Gengsi dan malu kalau sampai gagal.
Dalam tingkat tertentu gengsi dan malu diperlukan supaya jadi cambuk bagi kita dalam melangkah. Bayangkan nggak enaknya harus jadi bahan ledekan teman-teman seusia kalau kita nggak sukses-sukses. Sebaliknya, betapa bangganya kalau kita bisa datang ke acara reuni kawan-kawan lama dengan menenteng kesuksesan.
3. Bakat bukan yang utama.
Salah satu petenis kelas dunia menyatakan: “Di luar sana banyak orang lebih berbakat daripada saya. Mengapa saya selalu menjadi pemenang, itu tak lain karena perjuangan keras dan tak kenal lelah menjadi pemenang”.
4. Modal bisa dicari.
Modal kerap jadi alasan buat nggak segera melangkah. Dalam banyak hal, berlaku jujur dan dapat dipercaya, memperbanyak teman dan memiliki keahlian tertentu merupakan modal terbesar. Dapatkan kepercayaan, ajaklah pemilik modal bergabung, maka satu masalah akan teratasi.
5. Kesempatan bisa diciptakan.
Sebenarnya tiap orang punya kesempatan. Tapi sayangnya nggak semua orang bisa melihatnya. Dibutuhkan kejelian dan keberanian untuk mengubah resiko menjadi kesempatan.
6. Gelar sarjana tidak menjamin sukses.
Tanpa meremehkan peran universitas sebagai salah satu pilar pendidikan, banyak tokoh yang menjadi sukses tanpa menempuh pendidikan tinggi. Media belajar mereka tidak terpaku kepada diktat tebal, tetapi lebih banyak belajar dari kehidupan yang sesungguhnya.
7. Muda, kaya dan bahagia.
Hmm, siapa yang nggak mau sukses di usia muda dan menjadi high quality jomblo sehingga bisa lebih leluasa memilih calon pasangan . Karena sesungguhnya sukses tidak ada hubungannya dengan umur seseorang. Berapa pun usia Anda, Anda berhak sukses.
8. Bentuk syukur kepada Tuhan.
Setiap bangun pagi kita sudah diberi nikmat dan anugerah yang tak ternilai harganya. Eman-eman kalau kondisi yang prima ini kita pakai untuk hal-hal yang tidak berguna. Mari kita isi hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat.
9. Takdir dan nasib adalah dua hal yang berbeda.
Seringkali orang pemalas beralasan takdir memang kejam, nasib mereka memang tercipta untuk kalah. Padahal dua hal tersebut jauh berbeda. Takdir adalah sesuatu yang tidak bisa kita ubah. Kita mau dilahirkan di kota mana, bangsa apa, jenis kelamin apa, semua tidak bisa kita minta.
Sebaliknya, nasib dapat diubah dan harus diupayakan karena Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia bila yang bersangkutan tak ada usaha mengubahnya. Bila sekarang Anda sedang bernasib buruk, sekarang adalah waktu yang tepat untuk berjuang memperbarui nasib.
Yang saya yakini adalah Tuhan sudah menciptakan kita ke dunia dengan melalui sejumlah tahapan. Dia tidak mungkin meninggalkan kita dalam keadaan buruk. Dia tentunya bertanggungjawab dengan memberikan hak-hak menjadi sukses layaknya manusia sang pemenang lainnya.
Artikel ini saya tutup dengan meminjam kalimat Anton Irianto: “Kita tak mampu mengubah arah angin, tetapi kita bisa mengubah bentangan layar supaya perahu tetap melaju ke arah pelabuhan harapan”.
Semangat Berjuang!
Sumber :
No comments:
Post a Comment
Komen silakan.