MENGINTIP BURUH ANAK-ANAK DI BANGLADESH
Banyak   dari anak-anak Bangladesh pada usia 5 – 15 tahun terlibat  dalam   berbagai pekerjaan kasar dan berbahaya di pabrik pabrik maupun di  luar   pabrik. Di bawah ini terdapat foto-foto profil buruh anak-anak    Bangladesh, yang diambil gambarnya pada tahun 2008
Shilu bekerja memisahkan batu-batuan dan pasir dengan alat ayakan di tepi sungai Piyan, Bangladesh.
Anak-anak mengangkat keranjang berisi batu yang berat di atas kepalanya ditepi sungai Piyan, Bangladesh.
Anak-anak dari daerah pedesaan Gaibandha bekerja di pabrik pembuatan batu bata di kota Dhaka, Bangladesh.
Anak-anak   bekerja di pabrik batu bata di Fatullah, Bangladesh. Untuk  1.000 batu   bata yang berhasil mereka bawa, mereka diberi upah 0,9 dolar  AS.
Gadis cilik ini sedang bekerja menumbuk batu bata di sebuah pabrik batu bata di Dhaka, Bangladesh.

Jasmine 7 tahun, mengumpulkan   sampah di pagi hari. Sekitar 5.000 ton  sampah dan 1.000 orang pemulung   mencari nafkah di tempat ini setiap  harinya.

-
Seorang   buruh anak sedang mengayak pasir dan batu krikil yang  dipungut dari   dasar sungai, di dermaga Bhollar di tepi sungai Piyain,  Bangladesh.   Sedikitnya 10.000 orang, termasuk 2.500 perempuan dan lebih  dari 1.000   anak terlibat dalam pekerjaan tersebut. Suplai bahan-bahan  bangunan   seperti batu dan pasir, dan semen, sangat langka di Bangladesh,    sehingga harganya sangat tinggi. Namun para buruh pengumpul batu krikil    dan pasir tersebut, hanya menerima upah sekitar 150 taka (kurang dari 2    dolar AS) per hari.

Buruh anak sedang bekerja   disebuah pabrik tekstil di Dhaka,  Bangladesh. Sudah umum bagi anak-anak   yang orang tuanya miskin bekerja  di tempat yang berbahaya serta  banyak  menggunakan buruh, untuk membantu  keluarganya. Rata-rata buruh   anak-anak mendapat penghasilan antara 400 –  700 taka (sekitar 5 – 9   dolar AS) per bulan, sedang buruh dewasa bisa  berpenghasilan sampai   5.000 taka (sekitar 60 dolar AS) per bulan.

Seorang anak sedang menjemur   ikan di pulau Sonadia, Patukhali,  Bangladesh. Ikan kering merupakan   makanan Bengali yang digemari, dan  lebih dari 50.000 buruh laki-laki,   perempuan dan anak-anak dipekerjakan  di industri ikan kering di daerah   pesisir. Sekitar 300 ton ikan kering  diproduksi setiap musimnya, yang   dimulai bulan Nopember hingga April.

Bocah ini bekerja membuat komponen logam di sebuah pabrik di Dhaka, Bangladesh.

Ia telah bekerja di pabrik selama 2 tahun terakhir, dalam kondisi berbahaya, dan hanya mendapat makan 2 kali sehari.

Buruh anak-anak sedang   beristirahat di sebuah pabrik panci perak di  Dhaka, Bangladesh. Selama   seminggu bekerja, mereka mendapatkan upah 200  taka (kurang dari 3  dolar  AS), bekerja hampir 10 jam per hari, dari pagi  sampai larut  sore.

Jainal bekerja di pabrik   pembuatan panci. Dia telah bekerja di pabrik  selama 3 tahun. Dia   bekerja mulai pukul 9 pagi sampai pukul 6 sore dan  mendapatkan upah   sebesar 10 dolar AS (sekitar Rp 94.000) per bulan.

Dua buruh anak-anak sedang makan siang saat istrihat di sebuah pabrik dimana mereka bekerja.
17,5   persen dari anak-anak di usia 5-15 tahun di Dkaha (tahun 2006)    terlibat dalam kegiatan ekonomi. Banyak dari anak-anak yang terlibat    dalam berbagai pekerjaan berbahaya di pabrik pabrik.
http://ntunkz.wordpress.com/2009/11/24/hai-anak-anak-orang-kayalihatlah-ini/ 




 

No comments:
Post a Comment
Komen silakan.